Usaha Limbah Plastik

Usaha Limbah Plastik
Mengurai limbah sampah plastik bukan urusan usaha yang gampang. Hingga kini, banyak penelitian yang terus dilakukan untuk mengurai limbah yang baru bisa terurai tanah setelah 200 tahun ini. Tidaklah heran jika limbah plastik dibiarkan menggunung di beberapa tempat pembuangan akhir (TPA) sampah.

Nah, di tangan orang kreatif dan terampil, limbah plastik ini bisa dijadikan produk yang  bernilai jual tinggi. Adalah Asep Kusumah, pendiri Paguyuban Daur Ulang Sampah yang berkantor di kota Tangerang, Banten, yang sudah menemukan formula yang tepat untuk mendaur ulang sampah plastik supaya bernilai ekonomis. "Saya daur ulang limbah plastik menjadi jas hujan," ujarnya.


Pelindung hujan buatan Asep itu berbahan baku utama sampah plastik berjenis polietilena (PE). Plastik jenis ini biasanya digunakan untuk pembungkus obat dan botol minuman. Dari bahan baku plastik yang didaur ulang, Asep bisa memproduksi sekitar 1.000 buah jas hujan per bulan.

Jas hujan buatannya dijual dari Rp 110.000 per buah hingga Rp 130.000 per buah, tergantung ukuran. "Harganya bisa lebih mahal jika pemesan menginginkan tambahan fasilitas, misalnya dengan sablon," kata dia. 


Asep bilang, produknya disukai pelanggan dari wilayah Jabodetabek, bahkan ada juga dari Majalengka dan Samarinda. Tak ayal, bila Asep kini mampu mengantongi omzet Rp 120 juta per bulan. 
Adapun laba bersihnya mencapai 50% dari omzet. "Besarnya laba saya karena bahan bakunya kami kumpulkan sendiri," imbuhnya.
Mengolah limbah plastik jenis polietilena sejatinya tidak ribet dan tak perlu teknologi yang canggih. Awalnya, sampah plastik dipanaskan sampai menjadi bijiH plastik (pellet), lalu dicetak menjadi lembaran-lembaran plastik.


Untuk menghasilkan lembaran plastik, Asep hanya cukup memakai alat pemanas atau setrika. Dari lembaran bahan plastik itu, Asep lalu menjahit menjadi jas hujan.


Setelah memproduksi limbah plastik menjadi jas hujan, Asep kini gencar melakukan kampanye kepada aparat pemerintahan di daerahnya untuk memanfaatkan limbah plastik ini. "Pemda kesulitan mengatasi masalah sampah plastik. Makanya mereka ingin tahu dari saya," ujarnya.


Usep Rustandi, pemilik PD Usaha Baru usaha limbah plastik di Bandung, juga kreatif menyulap limbah menjadi duit. Tapi, ia hanya mengolah plastik menjadi bubur plastik. Dalam sebulan, produksinya mencapai 50 ton.


Bubur plastik Usep telah membeli beberapa rumah industri pembuat ember, botol, dan gantungan baju. "Saya jual bubur plastik ke pelaku industri bisa di kisaran Rp 10.000 per kg hingga Rp 12.000 per kg," ujarnya.